Search This Blog

Wednesday, August 17, 2005

Nonton Koes Plus


KOES Plus adalah legenda musik Indonesia. Kelompok musik ini terdiri dari empat orang: Jon Koeswoyo, Yok Koeswoyo, Murry, dan Tony. Mereka adalah kelompok musik bagi generasi yang berusia belasan tahun di era 1970-an. Generasi di milenium baru ini baru berusia belasan tahun, kurang akrab dengan Koes Plus. Kelompok musik ini mungkin dikira sebagai musik museum.
Erwin Gutawa, salah satu penata musik tenar Indonesia, tahun lalu membuat kaset ‘’Album Salute to Koes Plus’’. Lagu-lagu keluarga Koeswoyo diaransemen ulang. Lagunya jadi lebih nyaman lo. Walo, bagi mereka yang pernah mendengarkan edisi aslinya, pasti akan terkaget-kaget. Kok musik Koes Plus yang sederhana jadi rumit, njlimet, dan serius banget. Tapi yang namanya re-arransemen tentu harus memasukkan unsur kekinian dengan lebih menonjol. Kalo sekadar menirukan suara Koes Plus, namanya hanya mengopi. Itu mah pekerjaan pengamen.
Selasa malam pekan lalu (9 Agustus 05), Erwin Gutawa bersama penata artistiknya, Jay Subyakto, menuangkan albumnya itu ke sebuah konser bertajuk ''Erwin Gutawa Salute to Koes Plus/Bersaudara'' di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Selain menampilkan repertoar album tersebut, konser ini juga mengemas lagu-lagu seri Nusantara dalam aransemen baru.

Konser dibuka dengan komposisi Overture: Koes Potpourri. Ini versi orkestra dari beberapa lagu Koes Plus yang paling populer, seperti Kembali ke Jakarta, Nusantara, Hatiku Beku, dan Cintamu Telah Berlalu. Komposisi tersebut dibawakan oleh sekitar 100 anggota Erwin Gutawa Orkestra.
Kemudian berturut-turut lagu-lagu yang pernah populer dibawakan kuartet Yok, Yon, Nomo, dan Tony Koeswoyo. Ada lagu ''Jemu'' yang dibawakan Armand Maulana dalam format rock yang sangat mengentak. Manis dan Sayang yang dinyanyikan Andy/rif ditemani sayatan gitar elektrik Eet Syahranie. Kemudian Audy membawakan versi baru Bilakah Kau Pulang yang bernuansa rock renyah akhir tahun 1990-an yang mengingatkan pada lagu-lagu soundtrack film Dawsons Creek. Sayang, Koes Plus tidak tampil menyanyi.
Lagu-lagu Koes Plus, seperti Kolam Susu, Nusantara, Diana, populer ketika saya masih SD. Saya ingat, tetangga di sebelah rumah di Yogya, namanya Sigit Wurdiyantoro, pada 1974-an itu membuat taman. Ia membuat kolam berwarna biru, bentuknya hati. Ia menuliskan ''Kolam Susu'' di dinding kolam. Waktu itu, Kolam Susu memang ngetop banget.

Heddy Lugito, juga Made Suarjana, sedikit lebih senior dari saya. Ia juga penggemar musik Koes Plus. Ketika musik Koes Plus gedombrengan di radio-radio, Heddy masih sekolah di Semarang. Made masih di Bali. Bertiga --saya, Made, Heddy-- nonton konser bareng-bareng. Di antrean masuk, kami bertemu Catharina Widyasrini -bos perusahaan PR AAJ Komunika-- yang nonton bersama suaminya, Atmadji Sumarkidjo, wapemred RCTI.
Heddy tampak sangat bersemangat nonton Koes Plus. Ia tak henti-henti menyanyi, menirukan suara artis di panggung.
Made juga tak kalah bersemangat. Di akhir acara, ia berteriak, ''Band pengiringe dari ISI Yogya...'' Anaknya memang baru mulai kuliah di ISI Yogya.

No comments: