Search This Blog

Saturday, September 10, 2005

Young (and Handsome) Photographer




SABTU, 3 September lalu, saya sedang duduk di ruang keluarga bagian belakang. Sambil megang kamera digital. Tiba-tiba Dayen datang. ‘’Pinjam kamera,’’ ucapnya dengan suara yang masih dengan ‘’bahasa planet’’.

Ia langsung nyahut kamera yang saya pegang –Panasonic DMC-FX1. Lalu ia jepret-jepret-jepret.

Eit, salah. Lensa kamera ia arahkan pada dirinya.
‘Dayen, arahnya salah. Arahkan pada ayah dan mommy,’’ teriak mommy.
Ia bingung. Melalui berbagai instruksi, akhirnya kamera itu ia arahkan pada saya dan mommy, yang lagi duduk di sofa panjang.
Kemudian jepret-jepret-jepret.
Jadilah beberapa gambar.


‘’Eit, jangan lensanya yang dipegang.’’
Saya terpaksa berteriak dengan keras –bukan galak lo—karena Dayen mau memasukkan lensa yang lagi zoom in dengan cara menekan. Wah, kan repot…
Eh, Dayennya malah ketawa. Ngakak lagi. Ia seneng, bisa mengganggu orang tuanya.


Kemudian kamera ia arahkan ke kiri. Di situ ada Tante Uti sedang makan. Hari Sabtu, Tante Agus memang libur. Ia sering datang untuk menginap keponakannya.
Kini, keponakan yang ia kangeni itu membalas dengan sebuah aksi foto. Jepret… kamera menyala. Tapi salah, arahnya terlalu atas.
Ia mengulangi lagi.
Kali ini pas arahnya, walau gambarnya goyang.
Hasilnya? Watch this….

No comments: