Search This Blog

Wednesday, December 14, 2005

Naik Gunung Bikin Capek



PERISTIWANYA sudah berlangsung setahun lebih. Lokasinya di Alun-alun Suryakencana, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Peristiwa heboh itu namanya Jambore Jejak Petualang. Waktunya 3-5 September 2004. Di acara itu, sekitar 600 peserta mengikuti kegiatan yang diorganisasikan oleh TV 7 itu.
Jejak petualang adalah nama acara ‘’jalan-jalan berkelana’’ yang disiarkan oleh TV 7. Program itu dinaungi redaksi. Kebetulan, mommy Uni Z Lubis menjadi wakil pemimpin redaksi. Ia pun ikut bergabung di situ.
Kegiatan jambore di Gunung Gede itu disiarkan TV 7 pada Senin, 13 September 2004, pukul 19.30. ‘’Jangan lewatkan acara seru di Gunung Gede ini yang melibatkan 600 JPers (penggemar acara JP) bertemu dengan presenter JP Riyanni Djangkaru dan kru,’’ demikian woro-woro TV 7 di website-nya. ‘’Tidak ketinggalan presenter Petualangan Bahari, Zweta Manggarani dan kru lain, serta pembawa acara top TV 7 lainnya juga ikut,’’ katanya.
Hehe… ada pembawa acara top. Siapa itu ya?
Acara itu, kata siaran resmi TV 7, berlangsung dengan baik. Upaya untuk kumpul bareng, mempertemukan presenter Jejak Petualang Riyanni Djangkaru, beserta Kru JP, berjalan lancar di Alun-alun Suryakencana. Udara dingin yang menusuk tulang seolah tak dirasakan para peserta Jambore JP. Mereka ikut meramaikan acara ini. Rasa lelah, letih dan kedinginan hilang seketika ketika peserta bisa berjumpa dan langsung melihat RD, berjabat tangan dan tidak ketinggalan berfoto bersama...tiada henti.
*****************

Mommy Uni Lubis juga ikut di jambore itu. ‘’Wualah, capek lo…’’ katanya. Tatkala mendaki, puluhan peserta menyalipnya. ‘’Ada lo, anak kecil yang jalannya cepet. Digandeng orang tuanya,’’ kata mommy.
Naik terbata-bata. Turun pun, terpatah-patah. Kakinya sakit minta ampun. Sampe-sampe kuku jempol-nya harus dicopot. Rupanya sang sepatu tidak kuat melindungi kaki dari benturan batu. Juga, jangan lupa, jempol itu berfungsi seperti rem kalo kita turun. Kalo rem dipake terus-terusan ya bisa jebol. Kalo orang tak biasa naik mobil, sedikit-sedikit ngerem. Demikian pula orang yang tak biasa naik gunung, ngerem-nya pun juga terus-menerus.
Sehari setelah mommy kembali dari Gunung Gede, ia ke Rumah Sakit MMC. Ternyata ia harus mengurus pencopotan kukunya itu.
************


Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, demikian nama kompletnya, diresmikan berdasar Surat Keputusan Menteri Pertanian 6 Maret 1980. Selama dua abad, hutan dan gunung di situ menjadi sarana riset. Sir Thomas Raffles, ini gubernur jenderal dari Inggris yang juga dikenal sebagai pencinta botani, dikenal memelopori pembuatan jalur tenggara, pada 1811. Pengembara lain yang juga tercatat adalah C.G.C. Reinwardt pada 1819, F.W. Junghun (1839-1861), S.H. Teysmann (1839), A.R. Wallace (1861), S.H. Koodres (1890), M. Treub (1891) dan W.M.Docters van Leeuwen (1911), C.G.G.J. van Steenis (1920 - 1952). Kumpulan pengelanaan para peneliti itu diterbitkan pada 1972, dengan judul "The Mountain Flora of Java" .
Taman nasional Gunung Gede ada pada Bujur Timur 106°51' - 107°02', serta di antara Lintang Selatan 64°1' - 65°1'. Secara adiminstratif, taman itu terletak di wilayah Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Luas areanya 15216 ha.
Kondisi cuaca:
Curah hujan tahunan 3000-4200 mm per year
Kelembaban 80 - 90%
Musim Hujan October- May
Musim Kemarau June - September
Curah hujan bulanan 200 mm



Gunung Gede (2.958 m) dan Gunung Pangrango (3.019 m) merupakan bagian dari rante pegunungan api yang membujur dari Sumatra, Jawa, dan dataran Sunda. Gunung Gede merupakan salah satu dari sekitar 35 gunung aktif di Jawa. Gunung Pangrango, yang usianya lebih sepuh, sekarang dikelompokkan sebagai tidak aktif. Gunung Gede pernah meletus pada 1747. Setelah itu, beberapa letusan cukup kecil terjadi: 1840, 1852,1886, dan terakhir pada 1947 dan 1957.
Curah hujannya sangat tinggi=--lihat tabel ya. Dengan curah hujan yang setinggi itu, Gunung Gede merupakan salah satu area paling basah di Jawa.
*****
Gunung Gede, dengan hawanya yang dingin itu, nyaman buat beristirahat. Di kaki gunungnya, tepatnya di Cipanas, berdiri Istana Kepresidenan. Istana itu masuk wilayah Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, kaki Gunung Gede, Jawa Barat dari sebuah bantuan yang didirikan pada tahun 1740 oleh seorang tuan tanah asal Belanda bernama Van Heots. Istana itu bertengger pada ketinggian 1.100 meter dari permukaan laut. Luas arealnya lebih kurang 26 hektar, dengan luas bangunan sekitar 7.760 meter persegi. Pada tahun 1916, masa pemerintahan Hindia Belanda di bangun tiga bangunan dengan nama Paviliun Yudistira, Paviliun Bima dan Paviliun Arjuna. Pada tahun 1954, di masa Presiden I Republik Indonesia Ir. Soekarno, didirikan sebuah gedung berhiasan batu bertentuk bentol.
Pada tahun 1971, Ratu Yuliana meluangkan waktunya untuk singgah.
*****

Dilihat dari ketinggiannya, Gunung Gede tidak termasuk sosok menakutkan. Tapi kalo tidak berhati-hati, banyak juga yang tersesat. Bahkan, bisa meninggal. Karena, tiba-tiba saja kabut turun. Juga banyak persimpangan.

Maka, kami bersyukur, mommy berhasil sampai di rumah dengan selamat. Setelah berjuang keras mendaki Gunung Gede.

‘’Kapan lagi mendaki gunung?’’ tanya saya.
‘’Kalo Gunung Agung dan Gunung Ketur mau,’’ katanya.
Gunung Agung? Itu nama toko buku. Gunung Ketur? Itu nama kampung di Yogya.
Kalo itu, Dayen mah juga bisa…

2 comments:

Credo said...

Youtube nya ada gak Bu, pas acara jambore 1 yg Gn.Gede-Pangrango. Klo ada tolong do share dong. The
# SalamRimba

yanmaneee said...

supreme hoodie
off white nike
jordan sneakers
longchamp
pandora charms
longchamp outlet
lebron shoes
stephen curry shoes
golden goose
paul george