Search This Blog

Thursday, December 08, 2005

Tak Perlu Dipusing Susu Bayi



HANYA sekitar empat bulan Darrel ''Dayen'' Cetta disusui ASI mommynya. Setelah itu, ia berganti ke susu kaleng. Istilah Dayen, ''Cucu Capi...'' ASI-nya mommy memang tak seperti Bengawan Solo, yang mengalir sampei jauh.

Sekarang ini, Darrel paling banyak menggunakan susu Dancow dan Procall. Dancow harganya lebih murah. Sekitar Rp 32.000 untuk 400 gram. Membeli satu kaleng Dancow akan mendapat hadiah satu film anak-anak. Kalau membeli Procall, yang tanpa hadiah itu, harganya lebih dari Rp 45.000. Procall, buatan Wyeth, memang termahal. Apalagi kalo yang dibeli Procall Gold.

Kenapa mesti pake Procall? ''Dulu, sewaktu keluar dari MMC, rumah sakit membekali dua kaleng.. setelah itu jadi terbiasa,'' kata mommy.

Sempat untuk tak mencoba susu merk lain. Kata tetangga dan teman, kalo bayi ganti merk susu, akan mencret. Ngeri kan? Alhamdulillah, itu tak terjadi. Meski pernah menggunakan Bebelac, Vitalac, dan merek lain, Dayen aman-aman saja. Malah kami menghadapi masalah: bagaimana menyetop Dayen mengurangi minum susu. Ia overweight.
************
Kalau Anda memberi bayi Anda dengan susu pabrik, tak perlu bingung dalam memilih merk. Kalau Anda bandingkan, susu satu dan lainnya tak begitu banyak bedanya. Bahkan, bila kita meneliti kandungan unsur satu dan lainnya, hampir sama. Harganya saja yang sering beda jauh.
Harga acap kali tak mencerminkan kualitas. Ingat kan, di pemasaran, harga merupakan salah satu komponen untuk menentukan strategi penjualan?
Di milis idakrisnashow@yahoogroups.com, yang dipostingkan pada 2 Desember 2005, disampaikan petunjuk mengenai susu untuk anak. SUSU FORMULA: MAHAL BUKAN BERARTI PALING BAGUS, demikian judulnya.

Saya kutipkan di sini tulisan di milis itu:

Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi. Tapi jika tak memungkinkan, susu formula terpaksa jadi solusi.

Apakah semua susu formula bisa untuk bayi? Kandungan apa pula yang mesti diperhatikan saat memilih susu formula?

Dibandingkan dengan susu formula termahal atau yang diklaim terbaik sekalipun, kualitas ASI takkan pernah tertandingi. Ada begitu banyak kandungan zat-zat bermanfaat sekaligus sangat dibutuhkan bayi untuk proses tumbuh kembang maupun penunjang kecerdasannya yang tak dimiliki susu formula. Tak heran bila Departemen Kesehatan maupun WHO (World Health Organization) menegaskan pentingnya pemberian ASI eksklusif pada anak, minimal enam bulan pertama.

Sayangnya, tak semua ibu bisa mewujudkan keinginannya. Entah ASI-nya yang kurang memadai meski sudah dipancing dengan berbagai cara, atau karena si ibu tengah sakit serius sehingga harus menenggak obat-obatan yang diduga mempengaruhi produksi ASI. Dalam kondisi seperti ini tak ada pilihan lain kecuali memberi si kecil susu formula. Akan tetapi memilihkan susu formula seperti apa yang harus diberikan kepada bayi juga bukan perkara mudah. Soalnya, di pasaran beredar sekian banyak merek susu formula khusus bayi yang mengklaim dirinya sebagai susu terbaik.

Menghadapi persaingan pasar semacam itu Dr. Soenanto Roewijoko, MS, Sp.A., mengingatkan para orang tua untuk tidak mudah termakan rayuan/jerat iklan. Pasalnya, lanjut dokter spesialis anak yang antara lain berpraktek di RS International MH. Thamrin, Salemba, Jakarta Pusat ini, mahal tidaknya harga sekaleng susu formula tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai baik tidaknya kandungan zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan bayi.

SESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN
Secara garis besar komposisi susu berdasarkan asalnya dibedakan menjadi dua, yakni hewani semisal susu sapi dan susu yang diolah dari bahan nabati, seperti susu kedelai. Dari mana pun asalnya, Soenanto mengingatkan agar penggunaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi si bayi. Konkretnya, kalau ingin memberikan susu nabati, perhatikan apakah pencernaan si bayi bermasalah atau tidak?" Pasalnya buat anak yang memang tidak tahan, lemak nabati acapkali menyebabkan mencret. Begitu juga dengan susu hewani akan menimbulkan masalah bila diberikan pada bayi yang mengalami alergi/tidak tahan terhadap protein susu jenis ini.

Ada satu hal yang juga harus diketahui bersama, yakni susu manis dan susu asam yang masing-masing bisa dibedakan dari rasa, meski komposisinya tetap sama. Sedangkan pengolahan susu mungkin saja berbeda untuk tiap merek. Semisal ada yang menambahkan laktoferin yang diyakini bisa menghambat pertumbuhan kuman patogen khusus dalam tubuh bayi. "Ini cuma variasi dari kemajuan teknologi yang tidak terlalu penting. Sebab tidak ada campuran zat itu pun tidak apa-apa, kok, sepanjang nutriennya lengkap dan kualitas susunya baik."

Sedangkan komponen pembentuk susu, baik hewani maupun nabati, pastilah mengandung nutrien. Yang dimaksud di sini adalah zat-zat dasar yang terdapat dalam susu itu sendiri, seperti air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Artinya, semua produk susu formula berapa pun harganya pastilah memiliki kandungan zat-zat tersebut. Kalau salah satu komponen itu tidak ada, ya namanya bukan susu. Itulah mengapa Soenanto kembali mengingatkan agar sebagai konsumen orang tua mesti jeli melihat kandungan 6 komponen utama tadi dalam susu formula apa pun yang jadi pilihannya. Selain bahan dasar susu yang harus berkualitas baik, semisal dari sapi yang sehat.

CERMATI PERBEDAANNYA

Yang tak kalah penting untuk dicermati adalah kandungan nutrien susu formula yang jauh berbeda dengan kandungan nutrien dalam susu yang diperuntukkan bagi anak di atas usia setahun, terlebih susu bagi kalangan dewasa. Bahkan susu formula sendiri dibedakan menjadi dua, yakni susu formula untuk 6 bulan ke bawah dan susu formula untuk 6 bulan ke atas. Mengapa? Karena bayi yang berusia 6 bulan ke bawah, ususnya belum mampu mencerna nutrien susu dengan baik. "Makanya, susu untuk bayi usia ini haruslah susu formula adaptif. Artinya, susu formula yang komposisi nutriennya sudah disesuaikan dengan kemampuan bayi usia ini. Di antaranya rendah lemak dan karbohidratnya tidak mengandung laktosa."

Khusus untuk kelompok usia 6 bulan ke bawah ini pun harus dibedakan lagi antara mereka yang lahir cukup bulan dengan bayi-bayi yang lahir kurang bulan ataupun yang lahir dengan BBLR (berat badan lahir rendah). Untuk bayi enam bulan ke bawah yang lahir kurang bulan atau BBLR, komposisi nutriennya diformulasikan lebih rendah dari susu formula untuk bayi enam bulan ke bawah yang cukup bulan. Ini dimaksudkan sebagai penyesuaian pada kondisi bayi yang kemampuan daya serapnya terhadap nutrien masih kurang alias belum optimal, terutama ginjalnya.

Jika orang tua tidak mencermati hal ini, bisa saja terjadi salah memberikan susu formula. Akibatnya, bisa dipastikan bila si bayi yang lahir tidak cukup bulan atau BBLR akan mengalami gangguan fungsi ginjal, semisal jumlah urin berkurang.

Sedangkan untuk jenis susunya sendiri, sepanjang kondisi si anak normal, Soenanto menganjurkan lebih baik memberikan susu formula hewani. Pertimbangannya, selain rasanya lebih enak dan produknya mudah didapat, harganya pun relatif terjangkau. Sebaliknya, susu nabati yang umumnya berasal dari kacang kedelai biasanya kurang disukai bayi karena rasa dan aromanya yang kurang enak/kurang disukai bayi. "Lain hal bila si bayi memang menyukai susu nabati dan orang tua mampu mencukupinya, ya tidak masalah. Ini hanya soal selera, kok."

Sementara untuk bayi yang lahir kurang bulan atau BBLR, jika fungsi pencernaannya kurang baik amat dianjurkan untuk memberikan susu formula nabati khusus untuk bayi dengan status ini. "Akan tetapi kalau fungsi pencernaannya normal, tidak ada salahnya juga mengonsumsi susu formula hewani yang khusus diperuntukkan untuk bayi dengan status kurang bulan atau berat bayi lahir rendah."

IKUTI ATURAN PAKAI

Untuk bisa mengetahui susu yang cocok dan mana yang tidak untuk si kecil, menurut Soenanto, sebenarnya tidaklah serumit yang kita bayangkan. Susu formula untuk bayi usia 6 bulan ke bawah dengan status normal, bisa dilihat di kemasan tiap produk. Sedangkan susu formula bagi bayi 6 bulan ke bawah dengan status khusus amat dianjurkan untuk bertanya langsung ke ahlinya. Soalnya, bisa jadi kandungan nutrien yang bisa ditolerir masing-masing anak pun berbeda-beda.

Sementara susu formula bagi bayi 6 bulan ke atas nyaris tak ada kesulitan apa pun mencarinya di pasaran. "Hampir semua merek susu, dari yang murah sampai yang mahal memproduksi susu formula untuk anak usia ini yang biasanya dinamai dengan susu tahap 1 dan seterusnya. Yang membedakan tahap 1 dan lainnya pada susu, jelas Soenanto, hanyalah perbedaan banyak sedikitnya kandungan nutrien, khususnya kalori.

Biasanya semakin besar angka yang ditunjukkan semakin besar juga kandungan nutriennya. Selain itu, orang tua pun umumnya tak lagi terlalu dipusingkan oleh kandungan nutrien yang cocok untuk anak usia ini. Soalnya, anak usia 6 bulan ke atas organ tubuhnya sudah mulai kuat dan baik untuk mencerna apa yang ada, termasuk yang terkandung dalam susu.

Menurut Soenanto, yang penting untuk diperhatikan adalah kandungan nutriennya tiap 100 gr kalori, apakah mencukupi kebutuhan tumbuh kembang si anak atau tidak. Itulah mengapa, baik Soesanto maupun dokter anak pada umumnya tidak merekomendasikan pemberian susu kental manis rasa apa pun pada bayi mengingat kalorinya sangat rendah (lihat tabel).

Agar bisa memperoleh hasil maksimal atau supaya kebutuhan nutrien, termasuk zat gizi lain anak tercukupi, sebaiknya orang tua mengikuti segala hal yang telah direkomendasikan produsen. Dari cara penyimpanan, batas ketahanan/masa kedaluwarsa, hingga saran penyajiannya. "Kalau dalam kemasan ditulis 3 sendok susu bubuk untuk 150 cc air, ya ikuti. Kalau tidak, semisal airnya lebih, zat-zat penting tidak akan maksimal diperoleh anak. Sayang kan?"

JANGAN MUDAH TERKECOH IKLAN

Dalam memilih susu, orang tua tidak usah kelewat memusingkan apakah susu tersebut mengandung asam lemak esensial atau tidak, ada kandungan DHA-nya atau tidak, mengandung Omega 3 atau tidak. "Apa pun mereknya, semua susu yang ada di pasaran pasti mengandung itu semua yang memang merupakan bagian dari komponen nutrien susu." Hanya besar kecilnya kandungan masing-masing unsur tadi pada setiap susu memang bisa saja berbeda. Toh sepanjang pemberiannya memenuhi aturan penyajian, itu berarti sudah mencukupi kebutuhan komponen nutrien yang harus diterima si bayi.

Akan tetapi begitu muncul keyakinan anak tidak cocok dengan susu yang diberikan, seperti jadi mencret, mau tidak mau orang tua harus mengganti susu tersebut. Hanya harus diketahui terlebih dahulu kenapa si bayi bisa mencret. Menurut Soenanto, mencretnya si bayi karena susu bisa disebabkan si anak tak tahan terhadap lemak tinggi (malabsorpsi lemak), intoleransi terhadap laktose/karbohidrat khusus. Kalau sudah ketahuan apa penyebabnya, akan lebih mudah penyelesaiannya. Semisal jika karena malabsorpsi lemak, ya tinggal diganti dengan susu yang kadar lemaknya lebih rendah.

Sedangkan jika BB si kecil tak kunjung naik atau tubuhnya lemah dan kelihatan tidak bergairah, "Itu sih bukan salah susunya. Akan tetapi kemungkinan besar volume susu yang diminumnya setiap hari kurang, hingga kalori yang diperoleh untuk tumbuh kembangnya juga kurang."

Kebutuhan Lemak

Hingga sekarang masih terdapat anggapan bahwa susu tidak perlu mengandung lemak dalam jumlah banyak kecuali asam lemak esensial (asam linoleat dan arakidonat). Untuk masa pertumbuhan yang cepat, lemak dalam makanan/susu mempunyai arti sebagai berikut:

* Jika lemak kurang dari 20% kalori, maka jumlah protein atau karbohidrat perlu ditingkatkan. Hanya saja ini akan menyebabkan ginjal jadi terbebani, selain mungkin akan menimbulkan diare.
* Lemak merupakan makanan berkalori banyak yang sangat diperlukan sebagai kebutuhan bayi juga anak.


* Lemak mengandung asam lemak esensial, tapi bila kurang dari 0,1% dapat menimbulkan gangguan kulit pada bayi, seperti kulit bersisik, rambut rontok dan hambatan pertumbuhan. Karena itulah minimal 1% kalori harus berasal dari asam linoleat.
* Lemak merupakan sumber gliserida dan kolesterol yang tidak dapat dibuat dari karbohidrat oleh bayi hingga 3 bulan.
* Lemak adalah zat yang memberi rasa sedap pada susu dan ini umumnya disukai bayi.
* Lemak mempermudah absorpsi vitamin yang larut dalam lemak, yakni vitamin A, D, E, dan K.

Kebutuhan Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat belum diketahui secara pasti. Bayi menyusui pada ibunya mendapat 40% kalori dari laktosa. Pada usia yang lebih tua, kalori dan hidrat arang bertambah jika bayi telah diberi makanan lain, terutama yang mengandung banyak tepung seperti bubur susu dan nasi tim.
*************
Artinya, tak perlu pusing kan, memilih susu untuk bayi Anda? Kadang kita direpotkan harga, iklan, atau sara tetangga. Bila kita mau sedikit bekerja keras, melihat keterangan yang tertulis di setiap kemasan, kita akan tahu antara susu satu dengan lainnya tak banyak berbeda.

4 comments:

Anonymous said...

I inclination not agree on it. I assume warm-hearted post. Especially the title attracted me to study the whole story.

Anonymous said...

Nice post and this post helped me alot in my college assignement. Thank you as your information.

toko mebel said...

saya baca pengetahuan tentang susu ini membuat saya makin ngerti dalam memilih susu dan tidak termakan iklan. thanks atas postingnya.

Unknown said...

Plus de bonus réplique louis vuitton une lecture fantastique réplique louis vuitton utiliser ce lien sacs de répliques en Chine