Search This Blog

Tuesday, March 28, 2006

JEPRET. MOTRET SAMBIL NANGIS



SEMULA saya hanya ingin memotret Darrel yang lagi bermain mobil-mobilan di pendopo halaman belakang rumah. Mobilnya dibelikan mommy sewaktu umrah di Tanah Suci, Desember tahun lalu. Tapi baru Ahad lalu ia membukanya.

Senin pagi ini (27 Maret 06), sewaktu mau berangkat ke kantor, saya mendengar suara Darrel riuh sekali. Acara ke kantor saya tunda. Saya membawa kamera, ke halaman belakang. Motret. Niatnya, motret Darrel.

Eh, belum juga satu jepretan, Darrel segera berdiri. ‘’Ayah, itu kameranya mau Dayen pake…’’

Kamera tidak saya berikan. La barang mahal je. Bisa-bisa dibanting. Saya njepret satu kali. Tapi Darrel tetap maksa. Senjata andalannya keluar: nangis.

Akhirnya kamera saya berikan, setelah lebih dulu diikat di tangannya supaya tidak jatuh. Ia kemudian memotret mbak Mur, mbak Minah, dan ayahnya.

Motret gaya Dayen ini amat berbahaya bagi kamera. Ia belum paham mana yang untuk menyalakan kamera, mana tombol untuk mengatur layar. Semuanya dicoloki dengan jarinya. Duh… Ketika lensa tak juga nongol, ia mencoba memaksa membuka penutup lensa dengan tangan. Ampun dah…



‘’Ayah, Dayen ingin motret Ayah…’’
Jepret… Hasilnya saya pasang di sini. Juga ada foto-foto mbak Minah, mbak Mur, dan Dayen sendiri..

Kalau om Ando, tante Atik, juga om dan tante lainnya melihat hasil jepretan ini, jangan diketawain ya. Maklum, ‘’Dayen kan masih kicinnnn’’
Itu bermakna: Darrel kan masih kecil.
*****
Saya juga menyertakan di sini foto Darel dengan mainan kereta api-nya. Ini mainan yang ia dapatkan Juni tahun lalu, sewaktu berulang tahun. Mainan itu cukup menyenangkan. Tapi tak gampang. Untuk merangkai relnya butuh waktu cukup lama. Juga butuh baterai. Untuk tiga rangkaian sepur, minimal enam baterai. Boros kan?

No comments: