Search This Blog

Wednesday, March 26, 2008

TERINGAT PADA RAFIDAH AZIZ



MALAYSIA punya pemerintahan baru, Maret 2008 ini. Berkurangnya suara UMNO, kelompok yang puluhan tahun mendominasi panggung politik Malaysia, membuat Perdana Menteri Abdullah Badawi harus menata ulang kabinetnya. Salah satu yang terkena adalah Datin Rafidah Aziz, yang 23 tahun menjadi menteri. Lebih tepatnya, ia bekerja di pemerintahan selama 32 tahun, dengan 23 tahun di antaranya menjadi menteri. Posisi sebagai menteri perdagangan internasional ia pegang selama 21 tahun.
Rafidah binti Abdul Aziz, ini nama lengkapnya, lahir pada 4 November 193, di Kuala Kangsar, Perak. Ia dikenal sebagai politikus ulung. Opisisi menyebutnya sebagai ‘’ratu parlemen’’. Dia menjadi ketua Wanita Umno, sayap Umno untuk kaum perempuan.
Sebagai pejabat, Rafidah Aziz dikenal tak segan-segan menyalak. Ia pernah bertengkar dengan Madeleine Albright, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Ketika itu, Anwar Ibrahim baru saja ditangkap oleh polisi Malaysia.
Di Kuala Lumpur pada November 1998 itu kebetulan berlangsung pertemuan menteri-menteri anggota APEC, termasuk Albright dan Rafidah.

Sudah tahu Anwar Ibrahim lagi bermasalah, Albright bertemu dengan Wan Azizah, istrinya Datuk Anwar. Kata Wan Azizah. "Ia sangat baik, sangat mendukung dan hangat," ujar Wan Azizah sesudah bertemu Albright. "Kami mendapat banyak dukungan dari Menlu Albright."

Sebagaimana dilaporkan KOMPAS edisi 18 November 1998, pertemuan itu memancing kemarahan Malaysia. Dalam jumpa pers bersama para menteri APEC di Palace of The Golden Horses, Sungai Besi sedikitnya tiga pertanyaan dilontarkan terutama ke alamat Albright, mengenai sikap AS atas apa yang dilakukan pemerintahan PM Mahathir terhadap Anwar yang dipecat dari jabatannya 2 September lalu dan kini meringkuk di penjara.

"Kami menilai Anwar sebagai orang yang cukup terpandang, dan karenanya dia pantas diberlakukan secara baik dan pantas. Kami mengharapkan agar diterapkan suatu aturan yang jelas, suatu pengadilan yang adil dan terbuka," ujar Albright menjawab wartawan dalam jumpa pers yang dihadiri seluruh Menlu dan Menteri Ekonomi anggota ekonomi APEC.

"Jangan khawatir, kami akan melaksanakan suatu pengadilan yang terbuka dan adil sebagaimana dikemukakan Pemerintah Malaysia selama ini," ujar Rafidah Aziz. Jawaban ini langsung ditimpali oleh Albright, "Tetapi mengapa Anwar kini harus meringkuk dalam penjara." Albright dilaporkan bermaksud bertemu dengan Anwar tapi ditampik Malaysia sehingga hanya bisa bertemu Wan Azizah.

"Mungkin jika saya pergi ke AS, saya ingin bertemu Kenneth Starr," tutur Rafidah merujuk pada jaksa independen Kenneth Starr yang menangani skandal seks Presiden Bill Clinton dengan Monica Lewinsky.

Albright menyela, "Ia tidak dipenjara." Rafidah lalu menambahkan,
"Untuk mengetahui apa yang terjadi di AS, saya ingin tahu."
********
Rafidah Aziz mempunyai hubungan –paling tidak hubungan foto dengan kami… hehehe..
Gara-gara berita pengumuman kabinet baru PM Abdullah Badawi, yang tidak lagi menyertakan Rafidah Aziz sebagai Menteri Perdagangan dan Industri, saya jadi ingat punya foto bareng dengan mantan menteri ini. Ceritanya, waktu liburan ke Dubai, Januari lalu, kami sekeluarga jalan-jalan ke Emirates Mall, salah satu mal terbesar di sana, yang di lantai paling atasnya (cuma tiga lantai siy...) ada Ski Dubai, dunia salju terbesar di dunia, di mana kita bisa main ski!!!!.
Selepas main salju, kami jalan-jalan mengitari mal yang gede banget dan penuh jejeran toko barang bermerek, mulai dari Bvlgari, Gucci, Prada, Cartier...dan kawan-kawannya. Saking gedenya, capek juga tuh jalan-jalan melulu mengitari mal (capek hati, soalnya gak sanggup belinya..:-) Untungnya, Emirates Mall dilengkapi kursi-kursi buat istirahat di sejumlah tempat (kayak Mal Taman Anggrek di Slipi). Lagi melemaskan kaki di salah satu sudut mal, kog ngelihat ada tiga ibu-ibu celingukan keluar masuk toko. Satu jalan agak di depan, dua mengikuti dari belakang, kayak ajudan gitu lhoh. Yg di depan sih pakaian dan dandanannya biasa banget, malah gak dandan. Saya perhatikan, kog kayaknya kenal deh sama wajahnya....wajah Rafidah Aziz..Menteri Perdagangan dan Perindustrian Malaysia.
Namanya wartawan, ya sekalian saja saya sapa, "Maaf, Ibu Rafidah ya?" Ibu itu rada kaget, tapi menjawab, "Iya, betul." Sambil senyum ramah tentunya...gak nampak deh kalau dia itu "singa betina" di meja perundingan perdagangan internasional (kebetulan beberapa kali liputan acara yang dihadiri dia di dalam dan luar negeri J).
Waah, ternyata bener, langsung saya minta ijin foto bareng....en..dengan ramah dia oke aja..malah minta tolong ajudannya untuk memotret kami sekeluarga: saya, Mas Iwan dan Darrel....hehehehe...lumayan nambah koleksi.

Fotonya ada nih. Jangan keliru ya, Rafidah yang pake baju ungu, bukan yang biru.
Saya memperkenalkan diri sebagai wartawan dari Indonesia ke Bu Rafidah. Dia tanya, lagi liputan apa? Yaa..enggaklah Bu, lagi liburan kog....Memangnya ibu sendiri lagi ngapain keluyuran di mal? Menteri kan manusia juga.....boleh dong ke mal.. Saya termasuk kagum dengan Bu Menteri (sekarang mantan) yang satu ini. Tentu saja tidak termasuk dugaan korupsinya ya...-tapi 20 tahun jadi menteri, alamaak...godaannya jelas besar banget untuk tidak KKN-. Dari pemberitaan, juga cerita-cerita pejabat yang pernah berurusan dengan dia, Rafidah benar-benar jenis pejabat yang membanggakan kalau di forum internasional.
Kalau pidato bicaranya lantang, jelas membawakan posisi dan kepentingan Malaysia. Seperti mantan bosnya, Mahathir Muhammad, Rafidah gencar mengeritisi kebijakan perdagangan dan industri negara maju yang protektif terhadap produk negara berkembang. Seorang mantan menteri perdagangan Indonesia pernah cerita ke saya, dalam sebuah forum lobi perdagangan, saking semangatnya Rafidah melobi Indonesia, dia sampai nyusul ke toilet "man" hehehe, ditongkrongi nih menteri kita di depan toilet, agar bisa lobi di luar ruang rapat resmi. Itu forumnya multilateral. Malaysia ingin Indonesia ada dalam posisi yang sama dalam perundingan.
UZL